Kronologis Pelaksanaan Pemilu 1955 Sebagai Pemilu Pertama Indonesia - Di dalam sebuah negara yang menganut sistem demokrasi ada sebuah tahapan yang sangat ditunggu-tunggu yaitu yang disebut dengan Pemilu. Pemilu atau yang sering kita kenal dengan Pemilihan Umum merupakan sebuah peristiwa yang sangat menentukan bagi keberlangsungan sistem demokrasi tersebut. Karena dengan pemilu tersebut dapat diambil sebuah keputusan siapakah yang akan memimpin negara tersebut baik yang berada di Legislatif maupun yang ada di Parlemen. Akibat dari pentingnya hajatan lima tahunan ini maka setiap kontestan yang mengikuti pemilu akan mengeluarkan segala kekuatan dan kemampuannya untuk meraih dukungan dan simpati masyarakat sebanyak-banyak nya. Karena simpati dan juga pilihan masyarakat yang banyak sangat menentukan akankah partai politik tersebut memiliki posisi yang strategis di dalam pemerintahan ataupun tidak.
Pelaksanaan Pemilu 1955 |
Dari sekian banyak pemilu yang sudah dilalui bangsa Indonesia ada sebuah edisi pemilu yang banyak orang menyebutnya sebagai pemilu terbaik yang pernah dilaksanakan oleh bangsa Indonesia adalah Pemilu 1955. Salah satu diantara beberapa hal yang menjuluki pemilu tahun tersebut disebut pemilu terbaik adalah karena semua peserta yang ikut dalam pemilu tahun tersebut benar-benar menjalankan pemilu dengan penuh kejujuran dan juga dengan penuh keterbukaan, tanpa adanya politik uang dan juga tanpa adanya intervensi-intervensi yang lain.
Bahkan salah satu tokoh senior negeri Paman Sam ( Amerika ) George Mc Turnan Kahin mengatakan bahwa pemilu yang dilaksanakan pada tahun 1955 yang dilakukan oleh bangsa Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah baru dalam demokrasi yang dijalankan Indonesia. Selain itu George juga mengatakan bahwa pemilu peretama Indonesia yang dilaksanakan pada tahun 1955 oleh Indonesia merupakan pemilu yang bisa memetakan semua kekuatan politik yang ada di Indonesia karena Pemilu tahun 1955 merupakan pemilu pertama yang pernah dilakukan oleh bangsa Indonesia.
Pelaksananaan Pemilu 1955
Pelaksanaan pemilu pertama Indonesia tahun 1955 merupakan sebuah lompatan besar bagi bangsa Indonesia karena ini merupakan pemilu pertama yang ada di Negara kita ini. Sebelum dilaksanakan pemilihan umum dilakukanlah verifikasi data semua penduduk yang ada di Indonesia. Proses pendataan sampai verifikasi secara total dilakukan selama tujuh bulan lamanya yang dimulai dari bulan Mei tahun 1954 sampai bulan Nopember 1954 pula. Dari hasil verifikasi data yang dilakukan oleh panitia pemilu tahun tersebut terdapat sekitar 43 juta jiwa lebih yang layak untuk masuk ke dalam bilik suara untuk mengikuti pemilihan umum. Namun hanya sekitar 86% penduduk saja atau sekitar 37 juta jiwa saja yang melakukan pencoblosan. Hal ini sudah terbilang sangat bagus karena angka partisipasi masyarakat saat itu yang sudah melebihi dari 80 persen.
Pada pemilu pertama Indonesia yang dilakukan pada tahun 1955 ini Indonesia menganut sistem proporsionalitas tidak murni. Sistem proporsionalitas tidak murni adalah dimana setiap bakal calon yang akan mengajukan diri baik maju sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ) Maupun DPD ( Dewan Perwakilan Daerah harus mampu memperoleh sekitar 300 ribu massa untuk bisa langsung duduk di kursi DPR maupun DPD yang ada di Jakarta.
Dari sekitar 43 juta warga negara Indonesia ternyata posisi sebagai DPR dan juga DPD membuat banyak orang yang kepincut untuk mendudukinya. Hampir ada sekitar 80 partai yang ikut mendaftarkan diri sebagai peserta pemilu. 80 partai tersebut memiliki aliran masing-masing sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga partai-partai tersebut. Tak cukup hanya partai-partai saja banyak ormas-ormas dan juga tokoh perorangan yang juga mencalonkan diri mereka sebagai salah satu kandidat peserta dan juga calon dari DPR dan juga DPD.
Dari sekumpulan ormas anggota perorangan dan sejumlah partai tersebut ketika dikumpulkan hampir ada sekitar 200 gambar yang ikut meramaikan pemilu pertama tersebut. Selain ormas dan juga partai ternyata pemilihan umum 1955 juga diikuti oleh anggota TNI.
Baca juga : Latar Belakang Pemilu 1955
Untuk mempermudah sistem penataan dan pembagian daerah pemilih dalam melakukan pencoblosan maka pihak panitia pemilihan umum 1955 membagi daerah pemilihan menjadi 16 bagian yang meliputi 208 daerah Kabupaten dan Kotamadya, 2.139 Kecamatan dan juga 43.429 desa. Dari sekian banyak pemilih tersebut setiap 300 ribu suara akan diwakili oleh seseorang yang akan duduk menjadi anggota DPR dan DPD.
Sesuai dengan tujuan utama diadakannya pemilu 1955 yaitu untuk memilih anggota DPR dan juga DPD maka dalam pelaksanaannya pemerintah Indonesia saat itu yang dikomandoi oleh Bapak Presiden Ir Soekarno membagi tahapan pemilu menjadi dua tahapan yaitu :
- Pemilu 1955 tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 29 September 1955 tahap pertama ini diikuti sekitar 29 partai politik. Pada tahap pertama ini fokus utamanya adalah memilih anggota DPR yang akan mewakili suara rakyat.
- Pemilu 1955 tahap kedua pada tanggal dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 1955 tahap kedua ini adalah memilih anggota Konstituante atau yang kita kenal dengan DPD ( Dewan Perwakilan Daerah )
Tujuan utama adanya perbedaan tahapan dalam pemilihan umum 1955 ini adalah agar masa kampanye sedikit agak lebih lama sehingga masyarakat Indonesia semakin jeli dan juga lebih mendalami visi dan misi dari setiap bakal calon anggota baik DPR maupun DPD.
Dari kedua tahap Pemilu 1955 yang dilaksanakan oleh pemerintah baik tahap pertama maupun tahap kedua semua dilaksanakan dalam kondisi yang benar-benar terjaga dengan baik, iklim kompetisi dan juga persaingan antara bakal calon yang satu dengan yang lainnya benar-benar terjaga dengan baik. Tanpa politik SARA, politik uang dan juga intervensi dari pihak manapun baik pemerintah sendiri maupun pihak asing yang ingin merongrong kedaulatan NKRI.
Demikian sekilas tentang pelaksanaan pemilu pertama Indonesia yang dilaksanakan pada tahun 1955. Pemilihan Umum yang dilaksanakan pada tahun 1955 ini merupakan tonggak sejarah baru dalam kancah politik Indonesia. Indonesia patut berbangga karena Pemilihan Umum yang dilakukan waktu itu benar-benar menjadi rujukan bagi beberapa negara yang baru saja merdeka.